Sunday 1 May 2016

Joey Alexander di Grammy telah memberi inspirasi pada kita

Joey Alexander telah menyita panggung utama Grammy Awards 2016. Semua mata tertuju pada 15 Februari 2016 lalu di Staples Center, LA. Dua kali tampil di acara Premiere Ceremony dan di puncak Grammy yang langsung diperkenalkan Neil Portnow selaku Presiden Grammy dan rapper Common. 
Taylor Swift, Bruno Mars, Selena Gomez, The Weeknd, dan banyak lagi musisi kelas dunia yang hadir memberikan standing ovation untuknya. Darah Indonesia berada di panggung Grammy. Mendapat penghargaan dari industri musik dunia. Kelas Joey Alexander saat ini  telah menjadi musisi kelas dunia. Penampilan Joey Alexander di Grammy telah memberi inspirasi pada kita semua. Mimpi tidak ada batasnya. Dari anak usia 12 tahun kita bisa belajar akan banyak hal. 
Kabar gembira datang dari Warner Music Indonesia, yang akhirnya akan merilis album My Favorite Things (Motema, 2015) ini di pasar Indonesia. Tentu ini berita bagus untuk mereka yang menunggu rilisan fisik CD dari Joey Alexander jelang konsernya di Jakarta pada 22 Mei 2016.
Bicara tentang album yang mendapat 2 nominasi Grammy Awards 2016 ini tidak bisa dipisahkan dari fakta bahwa anak usia 11 tahun ini sudah membuat sebuah lompatan besar dengan debut album jazz  yang mengagumkan. Fakta lain adalah kemampuan musikalitas untuk anak usia 11 tahun membuat bocah kecil berkacamata ini mendapat perhatian di skena musik jazz dunia. Namun Joey bukan hanya anak kecil yang jago main piano, Joey paham betul musik jazz yang dia mainkan  ini. Dia sejajar dengan musisi jazz lain. Joey Alexander bermain dengan rasa. 

Satu lagu karya asli Joey Alexander ada di lagu jazz standar, “Ma Blues” di album ini. Kemampuan yang dia perlihatkan di lagu “My Favorite Things” dan “Over The Rainbow” telah membuat album ini menjadi salah satu album terbaik yang rilis di tahun 2015 dari berbagai media dunia. Akrobat permainan piano yang mengagumkan tersimak jelas di komposisi  “it Might As Well As Spring”. Komposisi klasik “Giant Step” dari John Coltrane dan ‘Round Midnight” dari Thelonious Monk membuat kelas Joey Alexander makin jelas sebagai musisi jazz dengan kemampuan jenius. Keyakinan, kerja keras, dan disiplin yang kuat menjadi kunci.
Di album “My Favorite Things” yang direkam di Avatar Studio New York ini Joey melibatkan musisi Larry Grenadier dan Russell Hall (bass), Ulysses Owens, Jr dan Sammy Miller (drums) serta Alphonso Horne (trumpet). Larry Grenadier selama ini dikenal bermain untuk Stan Getz, Brad Mehldau, dan Pat Metheny. Sementara drummer Ulysses Owens Jr. banyak bermain untuk Kurt Elling, Wynton Marsalis, dan Christian McBride.Produser album ini adalah Jason Olaine, Director Programming Jazz Lincoln Center New York dan peraih Grammy untuk Directions in Music karya Herbie Hancock, Michael Brecker dan Roy Hargrove. Nama-nama menjulang di musik jazz dunia berada dibalik album ini.
Album yang akandirilisoleh Warner Music Indonesia iniberisi 10 laguuntuk format CD, dan 12 laguuntuk format digital downloaddanstreaming. Ada satulagubaru “Senor Blues” yang akanmasukdalamrilisan album Joey Alexander di pasarmusik Indonesia ini. Sebuahkomposisi yang meruangdengansapuanjarimanis Joey di sepanjanglagu. 
Joey Alexander telah menjadi musisi berkelas. Album My Favorite Thingstelah menjadi sejarah yang layak menjadi koleksi musik kita bersama. Penampilannya di Grammy bisa membuat musik Indonesia tambah bergairah melahirkan bakat dan talenta lain yang akan menyusul jejak langkah anak usia 12 tahun ini ke karpet merah musik dunia. 
Pada 30 April nanti, Joey Alexander akan tampil di White House, di hadapan  Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama pada acara International Jazz Day http://jazzday.com/concert/.
Warner Music Indonesia sangatbanggadapatmeghadirkan album Joey Alenxander di Indonesia dansemogamelaluikarya-karya Joey, halinidapatmemberikaninspirasibagimusisi-musisi Indonesia untukdapatsemakinbersemangatuntukberkaryadanmenjadimusisi global seperti yang sudahdibuktikanolehseoranganakberusia 12 tahun - Joey Alexander, ungkap Toto Widjojo, Managing Director Warner Music Indonesia ( Warner Music

0 comments:

Post a Comment