Tuesday, 28 February 2017

Noe Letto "Pelangit Di Langit Senja"

OST Bid'ah Cinta Berjudul "Pelangit Di Langit Senja" Ciptaan Noe Letto Siap Diluncurkan
Sudah bisa direquest di berbagai radio di Indonesia  

Setelah merilis trailer Bi'dah Cinta yang akan tayang di bioskop pada tanggal 16 Maret mendatang, rumah produksi Kaninga Pictures tak lupa bersiap juga untuk merilis soundtrack dari film Bid'ah Cinta berjudul 'Pelangi Di Langit Senja' yang dibawakan oleh Noe, pentolan group musik kenaaman asal Yogyakarta bernama Letto. Peluncuran single tersebut akan ditandai dengan diputar dan dapat direquestnya 'Pelangi Di Langit Senja' di berbagai radio dalam cakupan nasional.

Bercerita mengenai proses terciptanya soundtrack tersebut, pria bernama asli Sabrang Mowo Damar Panuluh ini bertutur, "Sebetulnya prosesnya sederhana, kebetulan pihak Kaninga Pictures dan bapak sutradara Nurman Hakim sejak lama sudah beberapa kali berbincang dengan saya mengenai rencana pembuat soundtrack Bid'ah Cinta. Tanpa melalui diskusi yang panjang, draft dan lirik lagu saya pun disetujui sebelum akhirnya diproses lebih lanjut. Bahkan bukan hanya 'Pelangi Di Langit Senja' saja yang terpilih, lagu lain berjudul 'Memulai' juga tak ketinggalan ikut masuk."

Nurman Hakim selaku sutradara film ini menambahkan, "Kedua lagu dari Noe Letto diharapkan juga mampu memberikan gambaran yang lebih positif terhadap tema kisah yang ada di dalam film Bid'ah Cinta, yang bagi sebagian orang judulnya cukup kontroversial." Lebih lanjut mengenai soundtrack film yang dibintangi oleh Ayushita Nugraha dan Dimas Aditya tersebut, Kaninga Pictures juga berencana akan meluncurkan lirik video lagu 'Pelangi Di Langit Senja' melalui kanal YouTube resmi mereka pada akhir bulan Februari mendatang.

Bid'ah Cinta mengisahkan mengenai hubungan asmara antara Khalida (Ayushita Nugraha) dan Kamal (Dimas Aditya) yang terbentur restu oleh kedua orang tua masing-masing, karena adanya cara pandang mengenai ajaran agama yang sedikit bertentangan di antar kedua keluarga mereka. Bahkan tak jarang konflik yang terjadi juga meluas ke masyarakat di sekitar perkampungan tempat mereka tinggal. Bid'ah sendiri berarti sesuatu hal yang baru, yang tidak pernah dikerjakan atau dicontohkan oleh Nabi. Dan secara linguistik, istilah ini memiliki arti inovasi atau pun pembaruan. Selain ketiga bintang di atas, film ini juga didukung oleh sederetan aktor dan aktris kenamaan lain seperti Ibnu Jamil, Dewi Irawan, Alex Abbad, Jajang C.Noer, Tanta Ginting, Karlina Inawati, Khiva Iskak, Fuad Idris, Ronny P.Tjandra hingga Yoga Pratama.

Rencananya 'Pelangi Di Langit Senja' dan 'Memulai' nantinya juga akan dapat dinikmati secara cuma-cuma melalui berbagai layanan streaming digital seperti iTunes, Spotify, Deezer dan masih banyak lagi.

Tafsir Gemalara untuk Lagu ‘Di Wajahmu Kulihat Bulan’

Berdasarkan informasi yang bisa didapat dari wikipedia, lagu "Di Wajahmu Kulihat Bulan" diciptakan oleh Mochtar Embut pada tahun 1960. Lebih dari lima dekade kemudian, lagu tersebut kembali diperdengarkan ke masyarakat Indonesia lewat aransemen yang mengawang absurd versi Gemalara.
Gemalara adalah sebuah band pendatang baru yang diproduseri oleh Windra Benyamin, produser Float untuk album 'Music For 3 Hari Untuk Selamanya' dan '10'.
"Ide (untuk menggunakan) lagu ini datang dari director film pendek, Vera Lestafa. Lagu ini buat film pendeknya berjudul "Everything in Between". Setelah gue denger, terus gue bilang ke Vera kalau lagu ini harus gue bongkar dan dia mempersilakan dengan acuan sudah mendapat ijin dari sang ahli waris pencipta lagu tersebut,” ujarnya. “Gue tau aransemennya akan gue bikin yang gampang tapi gak murahan, dan cocok buat dibawain Gemalara juga.”
Pria yang biasa disapa Bontel itu mengatakan, lagu ‘Di Wajahmu Kuhat Bulan’ sangat bagus dan sarat element of surprise. Ia mengaku tak perlu waktu lama untuk 'membongkar' lagu legendaris tersebut. Namun, Bontel melanjutkan, yang membuat lagu ini memiliki nilai lebih adalah saat dinyanyikan oleh vokalis Gemalara.
Sementara itu, Gemalara yang beranggotakan Samo Rafael (vokal), R.A Syukur (gitar), dan Dylan Utomo (bass) sepakat menganggap bahwa lagu tersebut merepresentasikan karakter gemalara dari perspektif aransemen. Mereka juga mengakui bahwa lagu yang telah beberapa kali di-cover itu memang sangat bagus.
"Secara aransemen iya. Feel-nya sama tapi taste-nya beda. Bunyi itu kan media, tapi nyawanya beda-beda,"ujar Samo mewakili kedua rekannya.
Saat disinggung perihal pemilihan nama Gemalara, Samo memang mengakui bahwa intinya adalah lara. Kesedihan. Menurut pengakuannya, banyak pihak yang menganggap bahwa nama tersebut cukup dark bagi sebuah nama band. Namun ia memberikan alasan pemilhan nama Gemalara yang berkaitan erat dengan musiknya.
"Basic-nya itu memang dari lara, 'Gapapa kan sebenarnya orang itu sedih?' Cuma outcome-nya yang bisa kita kontrol. Sebenarnya poin pentingnya itu gema, tapi kita harus jujur buat menyampaikan lara itu," tuturnya.
Ia melanjutkan, "Kita tuh ngebayanginnya kaya jiwa. Misalnya dalam jiwa itu ada lara atau kesedihan, outcome dari lara itu kan bisa banyak. Gemanya itu bisa banyak. Bisa penerimaan, bisa kesedihan bisa kesenangan, atau apapun. Kita sih ngebayangin kita ini kaya matahari warna abu-abu, terus pinggirannya wana-warni. Semua berasal dari lara yang sama."

ROY RICARDO Berbicara Soal Orang Ber "Muka Dua"

Pendirian seseorang terkadang tak selamanya berpegang satu tujuan. Pendirian yang baik bisa tercatat dalam sebuah kejujuran. Sementara buruknya, pendirian punya cabang-cabang yang bisa terkontaminasi sama hal-hal yang negatif. Ketika keinginan buruk lebih mendominasi, segala cara bisa dihalalkan. Bahkan lingkungan terdekat bisa disingkirkan.

Penafsiran sebuah kosa kata Muka Dua cenderung gak asik memang. Namun ketika barisan kosa kata di atas diterjemahkan ke dalam lirik-lirik musikal, sepertinya jauh lebih menyenangkan. Dan Roy Ricardo lebih memilih untuk menceritakan makna Muka Dua dalam sebuah barisan kata yang to the point tanpa perlu mengernyitkan dahi. Kemudian dibalut oleh harmoni yang terstruktur menjadi sebuah lagu yang ear catchy untuk di dengarkan.

Muka Dua menjadi pilihan judul track ke-5 rapper muda ini dalam menjalankan produktifitasnya di scene musik tanah air. Dan yang menarik, Roy selalu mengangkat hal-hal yang dilatar belakangi oleh kehidupannya yang ter-capture melalui mata hatinya. Dan Muka Dua bisa dianggap sebuah momentum yang tepat untuk melanjutkan karir hebatnya dalam bermusik.

“Muka Dua disini membicarakan tentang fake people. Orang-orang yang baik dihadapan kita, namun dengan santai menusuk kita secara sadis. Dan ini related banget sama kehidupan sekarang ini. Bahkan gue ngeliat banyak sih orang-orang ini. Dan pesan saya, kalian harus waspada!,” tegas adik dari MC hits, Melanie Ricardo.

Muka Dua lagu anyar Roy ini, bisa dibilang istimewa. Karena setelah bergerilya lewat nomor-nomor keren seperti Semalam Bobo Dimana, Lau Baper, Party In The Sky dan Panjat Sosial, akhirnya Roy bisa membuktikan kemampuannya dalam meramu sebuah harmoni tanpa melibatkan banyak expertise.  Dengan kata lain Roy menghadirkan sederetan inspirasinya kemudian dikompilasikannya ke dalam lagu yang akan masuk dalam debut albumnya kelak! Penasaran sama hasilnya? Segera hadir di telinga mu dalam waktu dekat.

ROSSA Rilis Single “Body Speak”


Singapura, 22 Februari 2017 – Hari ini, ROSSA baru saja merilis single terbarunya yang berjudul “Body Speak” di Singapura. Launching single tersebut digelar Rossa dalam sebuah acara Press Conference yang dilaksanakan di di Kaw Kaw SG, Singapura.

Lagu “Body Speak” adalah sebuah lagu berbahasa inggris yang diciptakan oleh 3 musisi handal Amerika yaitu Steve Shebby, Joleen Belle dan Michelle Buzz. Proses rekaman lagu ini dilakukan Rossa di Amerika Serikat bersama Mitch Allan sebagai Vocal Producer. Mitch Allan adalah seorang Musisi, Song Writer dan  Music Producer asal Amerika yang pernah menangani penyanyi-penyanyi kelas dunia seperti Demi Lovato, Miley Cyrus, Jason Derulo, Pitbull, Fifth Harmony hingga Kelly Clarkson. Tahun lalu, Rossa memang melakukan rekaman beberapa lagu di Amerika Serikat. Lagu-lagu tersebut rencananya akan hadir menghiasi album terbaru Rossa yang akan di rilis pada bulan April 2017 mendatang.

Acara yang ramai dihadiri oleh rekan-rekan media Singapura, Malaysia dan Indonesia, juga melibatkan fans-fans Rossa di Singapura. Rossa yang tampil cantik menggunakan busana hitam itu, tampak menghadiri acara makan siang dengan para fans tersebut sebelum memulai acara press conference launching single terbarunya. “Hari ini aku lagi di Singapore, tadi kita baru saja melakukan peluncuran single terbaru aku yang judulnya ‘Body Speak’. Dan Alhamdulillah semua datang, acaranya berjalan lancar dan tepat waktu. Rekan-rekan media Singapore seperti Straits Times, MTV Asia, Mediacorp dan beberapa rekan media dari Indonesia juga ikut hadir di acara ini. Seneng banget, semuanya bisa hadir dan sama-sama menyaksikan peluncuran single baru aku. Di acara ini juga diputar perdana video klip ‘Body Speak’, jadi media-media disini dan fans-fans aku yang di Singapore yang menyaksikan untuk pertama kalinya video klip ini. Ternyata mereka suka banget sama lagu dan video klipnya”, ucap Rossa bahagia.

Di tahun ke-21 dirinya berkarya di industri musik Indonesia, Rossa memang ingin menampilkan yang baru dari dirinya. Berbeda dengan lagu-lagu Rossa sebelumnya, lagu ini hadir dengan genre dance music dengan beat yang kekinian. Perbedaan juga tampak dari video klip lagu ini, Rossa hadir dengan tampilan yang modern, teenage dan fresh. “Lagu ini memang beda banget dari lagu-lagu aku sebelumnya, dari liriknya juga demikian. Di video klipnya juga beda banget, aku harus nge-dance” , ujar Rossa.

Sehubungan dengan launching tersebut, Trinity Optima production selaku label rekaman yang menaungi Rossa, melakukan kerjasama dengan MTV Asia dalam mempromosikan single ini di Singapura. Rossa akan menjadi artis Indonesia pertama yang tampil di acara MTV Asia Spotlight yang akan ditayang sampai ke Jepang, Taiwan, China dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Penayangan video klip lagu ini juga akan ditayangkan oleh MTV Asia.